SUPLEMEN PA MAMRE 17-23 AGUSTUS 2025, KEJADIN 12:1-4

Teks  :

Kejadin 12:1-4

Tema :

Ipasu pasu Guna Jadi Pasu pasu

 

Pendahuluan

Setiap orang rindu diberkati. Kita semua menginginkan hidup yang lebih baik, keluarga yang damai, kesehatan yang terjaga, dan pekerjaan yang berhasil. Dalam doa-doa kita, permintaan akan berkat hampir selalu muncul. Tidak ada yang salah dengan itu, Tuhan memang adalah Allah yang penuh kasih dan suka memberkati umat-Nya. Namun, yang sering dilupakan adalah bahwa berkat bukan tujuan akhir, melainkan alat Tuhan untuk menjangkau lebih banyak orang.

Alkitab menunjukkan bahwa berkat sejati tidak berhenti pada penerimanya. Ketika Tuhan memberkati seseorang, itu bukan supaya ia hidup nyaman dan puas sendiri, tetapi supaya melalui hidupnya, orang lain juga bisa merasakan kebaikan Tuhan. Dengan kata lain, kita diberkati bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi supaya kita menjadi berkat. Inilah prinsip penting yang Tuhan tanamkan sejak awal melalui panggilan-Nya kepada Abram.

Dalam Kejadian 12, Tuhan memanggil Abram untuk meninggalkan kenyamanannya dan melangkah dalam iman. Tuhan berjanji akan memberkati Abram secara luar biasa. Tapi di balik janji itu, ada misi yang lebih besar: melalui Abram, semua bangsa di bumi akan diberkati. Di sinilah kita belajar bahwa setiap berkat dari Tuhan selalu datang dengan tanggung jawab, yaitu untuk meneruskan berkat itu kepada sesama. Dan hari ini, kita pun dipanggil untuk hidup dalam semangat itu menjadi saluran, bukan penampung.

Isi

Perjalanan iman Abram dimulai bukan dengan sesuatu yang mudah, tetapi dengan sebuah perintah yang sangat besar:

“Pergilah dari negerimu, dan dari sanak saudaramu, dan dari rumah bapamu, ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.” (ayat 1)

Tuhan memanggil Abram untuk meninggalkan segalanya, tanah kelahirannya, keluarganya, dan zona nyamannya untuk menuju tempat yang belum jelas. Ini bukan sekadar pindah lokasi, ini adalah ujian iman. Tuhan tidak menjelaskan tujuan akhirnya secara rinci. Ia hanya mengatakan, “Aku akan menunjukkannya.” Abram diminta berjalan bukan berdasarkan peta, tetapi berdasarkan janji.

Dari awal, kita melihat bahwa berkat Allah selalu dimulai dengan langkah iman. Tuhan tidak menunggu Abram siap, mapan, atau tahu segalanya. Tuhan memanggil, dan mengundang Abram untuk percaya kepada-Nya. Demikian juga kita hari ini, Tuhan sering tidak memberi semua jawaban di awal, tetapi Ia memanggil kita untuk taat terlebih dahulu.

Dalam ayat 2, Perhatikan bahwa berkat yang dijanjikan bukan hanya bersifat pribadi (nama besar dan keturunan), tetapi juga bersifat meluas menjadi berkat bagi banyak orang. Tuhan tidak hanya ingin Abram hidup sejahtera, tetapi mengalirkan kesejahteraan itu kepada orang lain. Inilah prinsip ilahi: berkat bukan titik akhir, tetapi jembatan. Kita diberkati supaya menjadi berkat.

Ayat 3 ini bukan janji biasa. Ini adalah pernyataan misi Allah bagi dunia. Dari satu orang yang taat, Tuhan akan memberkati seluruh bangsa. Dari keturunan Abram akan lahir bangsa Israel, dan dari bangsa itu akan lahir Sang Mesias, Yesus Kristus, yang menjadi berkat terbesar bagi umat manusia. Jadi, sejak awal, Tuhan telah merancang agar berkat-Nya tidak eksklusif, tetapi inklusif dan menjangkau segala bangsa.

Dan akhirnya, ayat 4 mencatat respons luar biasa dari Abram: “Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya.” Abram tidak meminta rincian tambahan. Ia tidak menawar. Ia tidak berkata, “Tunggu sampai saya siap.” Ia langsung pergi. Inilah iman sejati, iman yang menjawab panggilan Tuhan dengan tindakan. Abram belum melihat hasilnya, tetapi ia percaya kepada Pribadi yang memanggilnya. Dan karena ketaatannya itu, seluruh sejarah keselamatan pun dimulai.

Penutup

Di zaman sekarang, banyak orang berlomba mengumpulkan berkat untuk diri sendiri: harta, nama, kenyamanan. Tapi sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup berbeda. Tuhan mungkin memberkati kita dengan materi, kedudukan, kesehatan, relasi, atau pengalaman. Tapi itu semua bukan untuk dikubur dalam kesenangan pribadi. Itu adalah tanggung jawab rohani.

Kisah Abram bukan hanya tentang seorang laki-laki yang diberkati secara luar biasa, melainkan tentang seseorang yang berani melangkah dalam iman, dan karena langkah itu, berkat Tuhan mengalir ke seluruh dunia. Tuhan tidak mencari orang yang sempurna, tetapi orang yang bersedia taat dan percaya, bahkan saat masa depan belum jelas.

Abram menjadi besar bukan karena ia mengejar nama besar, tetapi karena ia taat pada panggilan Allah. Ia tidak hanya menerima berkat; ia menjadi saluran berkat. Hidupnya menjadi bukti bahwa berkat terbesar bukanlah yang kita terima, melainkan yang kita alirkan. Kita dipanggil untuk mengikuti jejak itu menjadi pribadi yang tidak hanya diberi, tapi juga memberi; tidak hanya diberkati, tapi juga membawa terang bagi orang lain.

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD