MINGGU 06 JULI 2025, KHOTBAH KELUARAN 23:14-19 (MINGGU KERJA RANI)
Invocatio :
Ia, yang tidak menyayangkan anakNYa sendiri, tetapi yang menyerahkanNYa bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Bacaan :
Kisah Para Rasul 24:17-18
Tema :
Pestaken Kerja Rani/Pestakan Pesta Panen
KATA PENGANTAR
Allah berfirman kepada Musa dan menetapkan sebuah perayaan baru untuk umat-Nya. Musa mencatat bahwa Allah berfirman, “Rayakanlah Pesta Panen pada waktu kamu mulai menuai hasil pertama ladangmu” (Kel. 23:16). Dan pada saat ini diberbagai gereja sudah merayakan pesta panen yang dikaitkan dengan adat istiadat suku masing-masing. Pesta panen merupakan suatu kegiatan ungkapan rasa syukur atas penyertaan Tuhan bagi kita. Tuhan sudah menyertai dan memberkai kita dalam setiap pekerjaan kita.Berarti sudah seharusnya kita bersukacita ikut ambil bagian dalam acara pesta panen.
Di gereja GBKP setiap tahunnya kita melakukan acara pesta panen. Tetapi sacara mayoritas jemaat GBKP masih berpikir hanya sebatas tujuan pengumpulan dana. Seharusnya kita sebagai jemaat juga melihat akan makna yang lebih dalam dari pesta panen. Berdasarkan latar belakang bangsa Israel yang melakukan pesta panen. Mereka memberikan persembahan pesta panen atas hormat kepada Tuhan yang sudah menyertai dan memberkati mereka. Tuhan yang sudah membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Sehingga persembahan yang dibawa adalah persembahan karena dorongan rasa Syukur dan terima kasih kepada Tuhan. Dengan dorongan ini kiranya akan memberikan yang terbaik bagi Tuhan.
PEMBAHASAN
Prikop kita berbicara peraturan tentang hari-hari raya. Pasal 14 menjadi pendahuluan untuk kedua ayat berikutnya. Lalu ayat 17 menutup ayat-ayat itu dengan pernyataan yang sama dengan ayat 14. Dalam ayat 15-16 ada tiga perayaan utama yang dirayakan bangsa Israel setiap tahunnya yaitu hari raya paskah (yang meliputi perayaan roti tak beragi), pesta panen, yang berlangsung pada musim semi, masing-masing pada permulaan dan akhir panen. Yang satu lagi adalah pesta pengumpulan hasil yang berlangsung pada musim gugur, pada akhir masa mengumpulkan buah. Orang-orang Israel mulai merayakan pesta-pesta ini sebagai salah satu cara menyembah Allah ketika mereka menetap di Palestina dan mulai bertani.
Dalam ayat 14 tiga kali dalam setahun haruslah engkau mengadakan perayaan bagiku untuk menghormati Tuhan. Dilanjutkan ayat 15 “Hari raya Roti tak beragi harus kau pelihara..”. Hari Raya Roti Tidak Beragi merupakan penggabungan antara unsur-unsur penggembalaan dan unsur-unsur pertanian yang dilaksanakan bersama-sama untuk memperingati keluarnya bangsa Israel dari mesir ( Kel. 11-12). Peringatan hari raya ini dimulai pada hari keempat belas bulan pertama, dan berlangsung selama seminggu. Untuk tujuh hari lamanya umat memakan roti tak beragi “roti penderitaan ”, sebagai peringatan akan ketergesa-gesaan tatkala umat dipimpin keluar dari negeri perbudakan itu. Perayaan hari raya roti tak beragi ini harus bangsa Israel pelihara atau menjaganya.
Setelah itu dilanjutkan dalam ayat 16 “kau pelihara juga hari raya menuai”. Menuai yang dimaksudkan kata ini adalah panen gandum. Gandum dapat dipanen beberapa minggu setelah panen Jelai. Pesta ini disebut “hari raya tujuh minggu” (34:22). Pesta panen ini boleh diterjemahkan pesta panen tanaman biji-bijian atau hari raya tuaian padi-padian. Hari raya menuai dikemudian hari dihubungkan dengan hari raya Pentakosta yang dirayakan tujuh minggu setelah hari raya roti tak beragi. Dalam ayat 16 ini mengatakan “rayakanlah pesta gandum pada musim menuai , dengan mempersembahkan buah pertama yang dihasilkan benih yang ditabur diladangmu dan bawalah kepada Tuhan”. Jadi Bangsa Israel mengumpulkan segala hasil panen, baik gandum maupun buah-buahan dan dibawa sebagai persembahan kepada Tuhan. Dan perintah Tuhan agar dalam Tiga tahun sekali semua laki-laki harus datang menghadiri ketiga perayaan pesta tersebut setiap untuk beribadah kepada Tuhan Allah yang disembah.
Musa mencatat bahwa Allah berfirman “Rayakanlah Pesta Panen pada waktu kamu mulai menuai hasil pertama ladangmu” (Kel. 23:16). Hari raya pesta panen menurut Perjanjian Lama merupakan hari raya tujuh hari, yang dimulai dari minggu pertama mulai menyabit gandum yang belum dituai sampai minggu ke tujuh (UI. 16:9) dan kemudian dirayakan bagi Tuhan Allah serta memberikan persembahan sukarela, sesuai dengan berkat- berkat yang diterima dari Allah (UI. 16:10). Perayaan tersebut dirayaka bersama seluruh anggota keluarga serta hamba Tuhan, anak yatim piatu, janda-janda. Tujuan pesta ini guna mengingatkan kembali bahwa bangsa Israel pernah menjadi budak di Mesir (UI. 16:12).
Perayaan Panen dalam Perjanjian lama benar-benar harus dimaknai karena mengingat tujuan penting perayaan ini. Allah telah mengingatkan Nuh dan keluarganya tentang pemeliharaan Allah atas kehidupan mereka. Bumi akan mempunyai musim-musim yang berganti, siang dan malam, serta “musim menabur dan menuai” (Kej.8:22). Pengucapan syukur atas panen sangat penting karena umat telah menerima berkat dari Allah untuk melanjutkan kehidupan mereka, melalui hasil panen.
Dalam perjanjian Baru menurut kitab kisah para Rasul, merupakan hari raya tujuh minggu yang dalam Peijanjian baru telah menjadi hari raya pentakosta atau hari Raya kelimapuluh. Hari raya bangsa Yahudi yang dahulu diperingati, untuk merayakan hasil panen yang pertama, pada permulaan panen gandum. Hari raya itu terjadi 50 hari setelah Paskah, saat penyaliban Yesus. Dalam perayaan ini orang Yahudi yang di perantauan maupun orang asing yang menganut agama Yahudi turut serta dalam perayaan ini. Menurut Kisah Para Rasul 2:9-11, yang turut serta dalam perayaan ini adalah orang-orang dari berbagai tempat dengan ciri khas mereka masing-masing. Hari raya kelima puluh menunjuk kepada genapnya hasil pekerjaan, yang dipersembahkan kepada Tuhan. Untuk menentukan mulainya hari Raya kelimapuluh ini, orang Yahudi harus menghitung tujuh minggu, dimulai dari persembahan gandum pertama yang masak, dimana paskah itu dimulai (Im.l6:9 dan 23:15-17) demikianlah hari Raya kelimapuluh (pentakosta) terus dirayakan oleh orang Yahudi sebagai pesta ucapan atas hasil panen. Jadi dalam masa perjanjian baru orang Yahudi dan orang asing yang menganut agama Yahudi tetap melakukan pesta panen.
Ayat 18-19 menambahkan empat hukum lainnya yang berbicara tentang cara menyajikan persembahan kepada Allah secara layak. Perintah dalam hukum ini bersifat mutlak dan harus dilaksanakan.
Bacaan kisah 24:17-18
Dalam kisah 24 dimana Paulus berada di hadapan Feliks. Hal ini terjadi karena ada orang yang menuduh Paulus melakukan kerusuhan, menyebarkan aliran sesat dan menajiskan bait suci (Kis 24:5-6). Paulus menanggapi tuduhan tersebut dengan menunjukkan bahwa ia baru berada di Yerusalem beberapa hari dan mereka tidak memiliki bukti atau saksi. Ia membantah tuduhan tersebut dengan menjelaskan bahwa Kekristenan bukanlah aliran sesat, melainkan cara yang berbeda dalam menafsirkan Kitab Suci Yahudi (Kisah Para Rasul 24:11–15). Sekarang ia berbicara tentang Bait Suci. Dua belas hari sebelumnya, Paulus telah menemani beberapa orang, termasuk orang-orang non-Yahudi, yang ingin membawa persembahan dari gereja-gereja mereka di Turki dan Yunani modern untuk gereja di Yerusalem (Kisah Para Rasul 20:4; 21:18; Roma 15:25–26). Saat berada di sana, Yakobus dan para penatua bertanya kepada Paulus tentang rumor bahwa ia mengajarkan orang-orang Yahudi bahwa mereka tidak harus mengikuti hukum Musa. Paulus menyangkal tuduhan tersebut, dan para penatua meminta dia untuk membantu empat orang menyelesaikan upacara Yahudi sebagai tanda itikad baik. Dan Paulus setuju. Paulus menyatakan bahwa dia datang ke Yerusalem setelah beberapa tahun untuk membawa sedekah bagi bangsanya dan mempersembahkan persembahan. Ini menunjukkan bahwa Paulus tetap menjunjung nilai-nilai keagamaan Yahudi dengan membawa sedekah dan persembahan di Yerusalem.
Invocatio Roma 8:32
Dalam invocatio dikatakan bahwa Allah telah mengaruniakan Yesus Kristus bagi kita dan selain Dia akan dikaruniakanNya pula segala sesuatu yang kita butuhkan untuk karya keselamatan kita.
KESIMPULAN
Pesta panen merupakan pesta ucapan syukur kepada Tuhan yang telah memberkati kita dalam setiap pekerjaan kita. Tuhan sudah menyediakan tanah (tempat untuk menanam), sudah menyediakan bibit untuk ditanam dan memberikan kekuatan, kepintaran dalam mengerjakannya. Dan sebagai ucapan syukur kita, kita datang membawa persembahan kita kepada Tuhan. Persembahan sulung dari hasil pekerjaan kita. Di dalam kita membawa persembahan kita kepada Tuhan kiranya disertai dengan rasa syukur dan rasa hormat Tuhan. Maka berikanlah persembahan pesta panen kita yang layak dan terbaik bagiNya. Di dalam tradisi bangsa Israel pemberian persembahan ini sangat erat sekali hubungannya dengan menaati akan perintah Tuhan. Artinya bahwa mereka harus melakukannya seperti yang diperintahkan oleh Tuhan melalui Musa.
Dalam zaman perjanjian baru pesta panen ini tetap dilestarikan hal ini dapat kita lihat dalam kisah para rasul 2. Orang-orang Yahudi dan orang-orang asing yang menganut agama Yahudi memelihara tradisi pesta panen. Rasul Paulus yang sudah mengikut Yesus Kristus tetap menjunjung nilai-nilai keagamaan Yahudi yang tidak bertentangan dengan iman Kristen. Kiranya kita juga ikut dalam acara pesta panen yang dilaksanakan di runggun kita masing-masing.
Di gereja kita GBKP acara pesta panen ini sangat membantu gereja dalam keuangan. Melalui persembahan pesta panen akan membantu runggun-runggun, klasis dan moderamen dalam melakukan program-program kerjanya. Dengan ikut ambil bagian dalam acara pesta panen.kita sudah membantu gereja kita GBKP. Berikanlah pesembahan pesta panen kita yang terbaik bagi Tuhan.