MINGGU 31 DESEMBER 2023, KHOTBAH MAZMUR 105:1-6

Invocatio :

1Tesalonika 5:9

Ogen :

Galatia 3: 24-29 (Tunggal)

Tema :

Turiken Perbahanen Tuhan

 

Pengantar

Dalam perjalanan kehidupan ini kadang banyak hal yang membuat kita tidak bersukacita karena diperhadapkan dengan berbagai perbedaan. Ketika setiap perbedaan dianggap ialah sebuah persoalan, maka pada saat perbedaan itu menumpuk dan arah perjalanan pun tidak diketahui maka secara psikologis menimbulkan emosi negative yang membawa diri ini untuk tidak bersyukur alias bersungut-sungut dan marah.

Rasa gelisah, kecewa, tegar tengkuk itu akan selalu muncul ketika cara pandang ini masih tetap sama. Pada saat ini penulis mengajak kita untuk bermawas diri, melihat hari ini adalah anugrah Tuhan yang sungguh luar biasa baik, maka dengan tenang kita akan melihat kabaikan Tuhan dalam hidup kita yang menuntun hingga saat ini.

Isi

Mazmur 105 menceritakan sebagaimana hubungan Tuhan dan umatNya dalam waktu yang Panjang, pernyertaanNya, dan KesetiaanNya, sehingga pada akhirnya bangsa pilihan itu pun sadar akan kebaikan dan kesetiaan Tuhan. Mazmur ini pun sebagai Nyanyian bangsa Israel membawa masuk dalam tabut perjanjian ke Yerusalem (Bdk ay 1-15;1 Tawarikh 16:8-22). Kesetiaan Tuhan akan janjiNya dapat dilihat dari penyertaanNya, pemeliharaanNya akan bencana kelaparan yang terjadi bagi seluruh negri dengan memakai Yusuf sebagai perpanjangan tangan Tuhan. Pada saat Tuhan membawa bangsa Israel keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian. Tuhan memelihara umatNya selama 40 Tahun di padang gurun. Inilah sebagai bentuk Allah tidak pernah meninggalkan umatNya.

Perjalanan yang jauh seringkali membuat kita lebih mudah marah dan berpikir negatif jika kita tidak ditahu mengapa kita berjalan, dan kemana yang kita tuju. Itulah yang terjadi kepada orang Israel di padang gurun. Memang secara pikiran mereka tahu mereka dilepaskan dari perbudakan dan menuju ke tanah baru yang penuh harapan namun batin mereka masih terbelenggu dengan belenggu masa lalu di Mesir. Orang Israel bersungut-sungut tentang makanan (Kel. 16:2-3). Karena itu Tuhan berfirman, dan memberikan burung puyuh dan manna buat mereka untuk dimakan (Kel. 16:4-21).

Tuhan itu memelihara umat milik kepunyaan-Nya dengan memberikan apa yang mereka butuhkan.

Bagaimana seharusnya bangsa Israel merespons Allah yang telah dengan setia memegang perjanjian-Nya itu? Dalam 105:1-6, pemazmur mengajak setiap orang yang telah mengalami pertolongan TUHAN untuk bersyukur dan memberitakan segala perbuatan Allah yang Ajaib kepada bangsa-bangsa lain (105:1-2), bermegah di dalam TUHAN, mengandalkan TUHAN, menyembah Dia selalu, dan selalu mengingat apa yang telah TUHAN perbuat (105:3-5)

Aplikasi

Kita semua pasti sudah sangat banyak mengalami pertolongan Tuhan dalam hidup kita. Memang, adanya pertolongan Tuhan tidak berarti bahwa hidup kita bebas dari masalah. Akan tetapi, saat masalah muncul pun, kita mengalami kehadiran Tuhan yang memberi pertolongan, ketenangan, dan semangat untuk menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi.

Ketika mindset nya diubah dari persoalan menjadi anugrah maka semua akan berubah, ketika pada saat ini kita sadar bahwa kita ada hari ini karena Anugrah Tuhan maka tidak ada kata lain yang terucap dari mulut kita “Syukur kepada Tuhan”, sepanjang tahun 2023 ini tentu banyak persoalan yang dilalui seperti bangsa israel melalui berbagai macam badai kehidupan, namun satu hal yang pasti Tuhan tidak pernah tinggal diam dalam setiap persoalan itu, Ia selalu memampukan dan menguatkan kita. Maka dari itu tanpa harus dipaksa, maka akan dengan hati yang sukacita akan menceritakan kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Kata Syukur dan bersaksi akan kebaikan Tuhan akan terucap dari mulut dengan hati yang sukacita.

Bersaksilah akan kebaikan Tuhan, beritakan kabar sukacita itu agar orang yang menerimaNya mendapatkan sukacita Tuhan

Tuhan memberkati Solideo Gloria

Vic. Ekitwynn Handinata Kemit, S.Si.Teol, CCM,.

SELASA 26 DESEMBER 2023 (NATAL II), KHOTBAH MATIUS 2:9-11

Invocatio : Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus ( Mat 1 : 16 )

Bacaan I :

Yesaya 11 : 1-5 ( Responsoria )

Tema :

MEMBERI PERSEMBAHAN

 

KATA PENGANTAR / PENDAHULUAN

Suatu malam Natal pada 1963 di podium gereja di Jakarta. Bung Karno diminta untuk memberi kata sambutan. Narasi pidato Bung Karno :” spanduk di depan saya tertulis : “ Yesus adalah gembala yang baik’. Itu salah..itu keliru!”. Suasana jemamt gereja mendadak hening. Tak ada seorang pun yang berani bersuara. Tema Natal tersebut merupakan kutipan ayat Yohanes 10: 14 dari Alkitab. Setelah beberapa detik sunyi, Bung Karno melanjutkan pidatonya. “ yang benar mustinya,’ sesungguhnya Yesus adalah Gembala yang Terbaik…!” kata Bung Karno disambut riuh tepuk tagan dan nada gembira para jemaat. Dalam hiruk pikuk dan tepuk tangan menggelegar di seluruh ruangan. Setelah gemuruh hiruk pikuk mereda, Bung karno melanjutkan pidatonya “ kita semua yang hadir di sini di tantang…SUDAHKAH KALIAN MENJADI DOMBA-DOMBA TERBAIKNYA?

Pertanyaan bagi kita di Natal II ini, sudahkah memberikan persembahan yang terbaik bagi Yesus?

Isi :

Bacaan Pertama pengantar Khotbah di Natal ke II ini, Yesaya 11, harus dibaca dengan memerhatikan pasal 10: 33-34. Akibat hukuman Tuhan dahsyat seperti pohon ditebang. Hanya menyisakan tunggul. Namun dari tunggil itu muncul tunas baru yang akan berkembang dan berbuah ( ay 1). Itulah janji pemulihan Allah kepada umat-Nya melalui sosok Mesias, “yang diurapi” ( ay 2), ari keturunan Daud. Melalui Mesias, idealisme perjanjian dengan Daud ( II Sam 7) dipulijakn. Raja tidak lagi menjadi penguasa tiran yang memeras rakyat, memutarbalikkan kebenaran, dan menyelewengkan keadilan. Sebaliknya IA akan menegakkan keadailan dan kebenaran serta menindas kejahatan ( ay 3-5). Dan dalam artian secara khusus berbicara tentang Mesias dari Keturunan Daud
Dia (Mesias) akan dipenuhi Roh Allah. Di dalam Mesias itu, Roh Allah akan bekerja sepenuhnya. Demikianlah tunas muda itu akan mendirikan kerajaan Mesias yang didasarkan atas keadilan dan kebenaran dan kelak membuahkan kesejahteraan yang meliputi seluruh bumi.
Nubuatan tentang Mesias pada pasal 11 begitu kental dan susah untuk diuraikan menurut kronologis kapan peristiwa kedatangan Mesias itu terjadi. Tetapi bagi bangsa Israel pada zaman itu, ketika nubuatan ini disampaikan nabi Yesaya, mereka memerlukan juru selamat. Tetapi yang terpenting dari semua itu, Nubuatan itu sangat penting dan ditunggu-tunggu bagi bangsa Israel, karena memang ditengah-tengah situasi yang sulit dan galau, mereka membutuhkan penghiburan dan pengharapan sekaligus didalamnya keselamatan mereka. Keselamatan begitu penting bagi bangsa Israel, tidak hanya keselamatan secara fisik, tetapi keinginan Tuhan jauh lebih berharga, yaitu keselamatan secara rohani.

Ada hal yang menarik dari kisah Kelahiran Yesus yang mungkin kurang kita perhatikan. Ada orang-orang Majus yang datang mencari bayi Yesus, padahal mereka bukanlah orang Yahudi; dengan kata lain mereka bangsa kafir yang dianggap sebagai bangsa yang tidak berpengharapan karena mereka bukanlah bangsa pilihan Tuhan. Orang majus adalah golongan imam dan kaum terpelajar dan dianggap memiliki keahlian berupa pemahaman supernatural akan peristiwa-peristiwa di masa depan, yang diperoleh dengan mempelajari buku-buku dan mengamati bintang-bintang (astronomi). Namun ketika Yesus lahir, kabar sukacita kelahiranNya, justru pertama kali di dengar oleh mereka yang secara geografis berasal dari tempat yang sangat jauh dan tidak masuk hitungan. Dari negeri yang sangat jauh, Tuhan memanggil mereka. Untuk bisa bertemu Yesus mereka harus membayar harga, dengan berjalan dari tempat jauh ( Ratusan mil) dimana banyak sekali tantangan yang harus mereka hadapi: melalui padang gurun yang banyak kemungkinan bahaya dari pada perampok, binatang buas dan banyak lagi kesulitan-kesulitan lainnya.

Ini memperlihatkan dan menunjukkan ketekunan dan pengorbanan mereka demi melihat dan menyembah bayi Yesus, Raja orang Yahudi yang baru dilahirkan.

Orang Majus datang menyembah dengan kerelaan berkorban.

Mereka tidak datang kepada Yesus untuk meminta sesuatu melainkan untuk memberi sesuatu. Mereka tidak datang kepada Yesus untuk mendapat sesuatu melainkan untuk kehilangan sesuatu. Melalui kerelaan mereka untuk berkorban itu, mereka mendapatkan sesuatu yang tidak dapat dinilai dengan harta, yaitu “ sukacita penuh” dalam TUhan ( Mat 2 : 10). Sukacita yang mengalahkan waktu, tenaga dan harta yang telah dikeluarkan.

 Orang Majus memberi untuk mendapatkan sesuatu yang tidak dapat dinilai dengan harta.

Mereka membawa persembahan, Emas, Kumenen, dan Mur. Apa sebenarnya pelajaran yang diberikan dari persembahan orang-orang majus ini? Melambangkan apakah dari setiap persembahan yang di bawa orang majus kepada Yesus?

Emas melambangkan bayi Yesus yang akan menjadi Raja agung.

Kemenyan melambangkan bayi Yesus yang akan menjadi Imam agung.

Mur melambangkan bayi Yesus yang kelak akan mati untuk menebus dosa manusia.

Dalam artian, kehadiran mereka membawa Emas, Kemenyan, dan Mur untuk bayi Yesus menggambarkan pengabdian dan juga sukacita pada kelahiran Yesus.

Apa yag sebenarnya kita cari dalam Perayaan Natal yang beragam di zaman ini? Apakah kemeriahan, pernak-pernik natal yang berganti, baju baru, sepatu baru dan yang lain sebagainya, yang kita usahakan dan upayakan. Padahal Natal sesungguhnya menerima Tuhan Yesus sebagai Mesias dan Juruselamat manusia. Karena Natal bukan bicara soal apa yang dipakai, apa yang dimakan, namun Natal adalah sukacita. Karena kita sukacita itu maka kita memberikan persembahan yang terbaik kepada Tuhan. Biasanya di saat kita bersukacita kita akan memberikan yang terbaik. Jadi biar Natal menerangi kehidupan yang memampukan setiap kita untuk memberikan persembahan yang berkenan kepada Yesus, dan menerima Yesus dalam kehidupan kita.

Pdt. Sastrami Tarigan

KHOTBAH SENIN 25 DESEMBER 2023 (NATAL I), LUKAS 2:8-20

Warna Liturgi : Putih

Invocatio :

“Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: “KristusYesus datang kedunia untuk menyelamatkan orang berdosa. (1 Timotius 1:15a)”

Bacaan I  :

Mazmur 145:10-20 (Antiphonal)

Tema  :

Juruselamat Telah Lahir

 

I. Kata Pengantar

Natal merupakan peringatan akan kelahiran Yesus Kristus sang juruselamat. yang memberikan makna mendalam bagi setiap jemaat akan pengharapan bagi kedatangan/kelahiran sang juruselamat. Allah sendiri yang mengambil rupa manusia untuk Bersama-sama dengan manusia dengan tujuan agar manusia mengenal dan memahami keselamatan yang ingin Allah berikan bagi manusia. Berita kelahiran Juruselamat tersebut merupakan sebuah penggenapan janji Tuhan yang memberi jalan bagi manusia untuk memperoleh kasih karunia Allah.

 II. Isi

Dalam invocation kita 1 Timotius 1:15a, dimulai, Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa." Kata Yunani yang diterjemahkan "patut diterima" (pistos) diterjemahkan "setia"dalam ayat 12. Itu ada kaitannya dengan "keadaan layak dipercaya atau diyakinkan, dapat dipercaya, setia, dapat diandalkan." Dalam teks Yunani, kata itu ditemukan pada kalimat pertama sebagai sarana penekanan. "Datang ke dunia"—ke dalam dunia berdosa ini, dunia yang akan binasa tanpa Dia. Karena Ia mengasihi kita, maka Ia dengan rela meninggalkan sorga, "menjadi sama dengan manusia.… Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib" (Flp. 2:7, 8). "Untuk menyelamatkan orang berdosa"—termasuk kita! Yesus membawa jalan hidup yang lebih baik, tapi itu bukan tujuan utama-Nya. Ia membawa cara hidup yang lebih tinggi, tapi itu bukan alasan utama kedatangan-Nya. Ia berkata, "Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang" (Luk. 19:10).

Bahan bacaan kita dari Mazmur 145:10-20 berbicara tentang kebesaran dan kebaikan Dia yang adalah optimus et maximus— – Yang terbaik dan terbesar. Di sini kita diajar untuk memberikan kepada-Nya kemuliaan kerajaan-Nya, yang dalam penyelenggaraannya kebesaran dan kebaikan-Nya bersinar dengan begitu jelas, begitu terang. Dari siapa diharapkan datangnya persembahan pujian (ay. 10): segala yang dijadikan Allah akan bersyukur kepada-Nya. Mereka semua memberi kita pokok pujian, dan dengan demikian memuji-Nya sesuai dengan kemampuan mereka. Bahkan atas orang-orang yang menolak untuk memberi-Nya penghormatan, Dia akan mendapatkan penghormatan bagi diri-Nya sendiri. Tetapi orang-orang kudus-Nya benar-benar memuji-Nya, bukan hanya karena mereka mendapat berkat-berkat khusus dari-Nya, yang tidak didapat makhluk-makhluk lain, melainkan juga karena mereka giat memuji-Nya, sementara pekerjaan-pekerjaan-Nya yang lain hanya memuji-Nya dengan diam. Mereka memuji-Nya, sebab mereka mengumpulkan pembayaran atau persembahan pujian dari makhluk-makhluk yang lebih rendah dan menyerahkannya kepada perbendaharaan di atas. Semua pekerjaan Allah benar-benar memuji-Nya, seperti bangunan yang indah memuji pendirinya atau lukisan yang bagus memuji pelukisnya. Namun, orang-orang kudus memuji-Nya karena keturunan dari para orangtua yang bijaksana bangkit dan menyebut mereka berbahagia. Dari semua pekerjaan Allah, orang-orang kudus-Nya, buatan tangan anugerah-Nya, anak-anak sulung dari makhluk ciptaan-Nya, yang mempunyai paling banyak alasan untuk memuji-Nya.Untuk apa pujian ini harus diberikan: mereka akan mengumumkan kerajaan-Mu. Kerajaan Allah di tengah-tengah manusia merupakan suatu hal yang harus sering dipikirkan dan dibicarakan. Sama seperti sebelumnya ia sudah mengagung-agungkan kebesaran dan kebaikan Allah secara umum, demikian pula di sini ia mengagung-agungkan kebesaran dan kebaikan-Nya itu dengan menerapkannya pada kerajaan-Nya. Jadi pertimbangkanlah,

Ia berbuat baik kepada mereka semua, teristimewa kepada umat-Nya sendiri. Ia menopang orang-orang yang sedang tenggelam, dan sudah merupakan kehormatan-Nya untuk membantu mereka yang lemah (ay. 14). Ia penopang bagi semua orang yang jatuh, dalam arti bahwa, meskipun mereka jatuh, mereka tidak dibiarkan tercampak tanpa daya. Banyak dari anak-anak manusia menjadi sangat lemah karena sakit penyakit dan kesusahan-kesusahan lain, dan tampak siap jatuh ke dalam liang kubur, namun Pemeliharaan ilahi menopang mereka secara menakjubkan, menegakkan mereka, dan berkata, kembalilah. Seandainya semua orang yang dulu tampak berada di ambang maut sekarang sudah mati, maka penduduk dunia pasti sudah sangat banyak berkurang. Banyak dari anak-anak Allah, yang sudah siap jatuh ke dalam dosa, jatuh ke dalam keputusasaan, mengalami kebaikan-Nya dalam mencegah mereka untuk tidak jatuh, atau memulihkan mereka dengan segera melalui anugerah-anugerah dan penghiburan-penghiburan-Nya, sehingga, meskipun jatuh, mereka tidaklah sampai tergeletak. Jika orang-orang yang dulu tertunduk oleh karena penindasan dan penderitaan ditegakkan, maka Allahlah yang menegakkan mereka. Mengenai semua orang yang berbeban berat menanggung dosa, jika mereka datang kepada Kristus dengan iman, maka Ia akan melegakan mereka, Ia akan menegakkan mereka.

Tuhan sangat siap untuk mendengarkan dan menjawab doa-doa umat-Nya (ay. 18-19). Dalam hal ini tampaklah anugerah kerajaan-Nya, bahwa rakyat-Nya mempunyai bukan saja kebebasan untuk memohon, melainkan juga segala dorongan untuk memohon apa pun yang dapat dimohonkan. Karunia yang diberikan sangatlah melimpah, bahwa Allah akan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya. Ia akan selalu berada dalam jangkauan doa-doa mereka, dan mereka akan selalu mendapatkan diri mereka berada dalam jangkauan pertolongan-Nya. Jika tetangga yang dekat lebih baik dari pada saudara yang jauh (Ams. 27:10), apalagi Allah yang dekat. Bahkan, Ia tidak hanya akan dekat pada mereka, untuk memberi mereka kepuasan didengar, tetapi juga akan melakukan kehendak mereka. Mereka akan mendapatkan apa yang mereka minta dan menemukan apa yang mereka cari. Dikatakan (ay. 16) bahwa Ia mengenyangkan segala yang hidup, jadi terlebih lagi Ia akan melakukan kehendak orang-orang yang takut akan Dia. Sebab Dia yang memberi makan burung-burung tidak akan membiarkan anak-anak-Nya kelaparan. Ia akan mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka. Yakni, Ia mendengarkan lalu bertindak untuk menolong mereka, sebagaimana ia mendengarkan Daud (yaitu, menyelamatkannya). Tuhan memberikan perlindungan khusus kepada orang-orang yang mempunyai keyakinan dan mendapat kepuasan di dalam Dia (ay. 20): TUHAN menjaga semua orang yang mengasihi-Nya. Mereka rentan terhadap bahaya di dunia ini, tetapi Dia, dengan menjaga mereka tetap setia, akan melindungi mereka sehingga tidak ada bahaya apa pun yang akan menghampiri mereka.

Khotbah Lukas 2:10-20

Di sini kita menyaksikan bagaimana keadaan para gembala ketika menerima pemberitahuan ini. Ketika itu mereka sedang tinggal di padang, di pinggiran Betlehem, sedang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam (ay. 8). Malaikat itu tidak diutus kepada imam kepala atau tua-tua (mereka belum siap menerima kabar ini), tetapi kepada sekelompok gembala miskin, yang seperti Yakub, seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah, bukan seperti Esau, seorang yang pandai berburu. Berita mengenai pembebasan Israel keluar dari negeri Mesir disampaikan kepada Musa ketika ia sedang menjaga domba, dan kepada para gembala yang besar kemungkinan adalah orang-orang saleh, disampaikan berita keselamatan yang lebih besar.

Betapa terkejutnya mereka dengan kemunculan malaikat itu (ay. 9), Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka, epestē -- berdiri di atas mereka, besar kemungkinan malaikat itu melayang di udara di atas kepala mereka, karena datang langsung dari sorga. Kita membaca di sini, seorang malaikat, seakan-akan sama dengan malaikat yang pernah muncul dan berulang-ulang muncul di pasal sebelumnya, yaitu malaikat Gabriel, karena ia terbang dengan cepat. Tetapi hal ini tidaklah pasti. Kedatangan malaikat di dekat mereka menunjukkan bahwa mereka jarang memikirkan atau mengharapkan terjadinya hal semacam ini.

Pesan yang harus disampaikan malaikat itu kepada para gembala (ay. 10-12).

  • Ia memberikan kata-kata penegasan untuk menghentikan ketakutan mereka, "Jangan takut, karena kami tidak akan mengatakan hal-hal yang menakutkanmu; kamu tidak perlu takut kepada musuh-musuhmu, dan jangan takut kepada sahabat-sahabatmu."
  • Ia melengkapi mereka dengan sukacita yang berlimpah-limpah, "Sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar, dengan sungguh-sungguh aku menyatakan, dan sungguh layak bila kamu menyambutnya, karena kabar ini akan memberikan kesukaan besar untuk seluruh bangsa, bukan hanya kepada bangsa Yahudi saja; bahwa hari ini telah lahir bagimu, pada saat ini, seorang Juruselamat, Sang Juruselamat yang telah begitu lama dinanti-nantikan, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud" (ay. 11).

Puji-pujian malaikat-malaikat bagi Allah dan ucapan selamat mereka bagi manusia atas kesempatan yang khidmat ini (ay. 13-14). Setelah pesan ini disampaikan oleh satu malaikat (yang bisa pergi secepat kilat), tiba-tiba tampak sejumlah besar bala tentara sorga bersama malaikat itu.          Para gembala itu berkata seorang kepada yang lain mengenai hal itu (ay. 15). Sementara para malaikat melantunkan nyanyian pujian mereka, para gembala itu hanya dapat memusatkan perhatian mereka pada nyanyian itu. Tetapi, setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga (karena malaikat, ketika muncul, tidak akan tinggal lama, mereka akan segera kembali setelah melaksanakan tugas mereka), gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain, "Marilah kita pergi ke Betlehem." "Marilah kita pergi dan melihat, apakah benar seperti itu atau tidak." Sebaliknya, mereka sangat yakin, Marilah kita pergi untuk melihat apa yang terjadi di sana. Apa yang harus diragukan lagi jika Tuhan telah memberitahukan kepada mereka? Sebab firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat tetap berlaku dan benar-benar tidak perlu dipertanyakan lagi.

Mereka segera berkunjung ke sana (ay. 16). Mereka tidak membuang-buang waktu, tetapi justru cepat-cepat berangkat ke tempat itu, sebuah tempat yang mungkin telah dijelaskan oleh malaikat dengan lebih terperinci daripada yang tercatat di sini ("Pergilah ke sebuah kandang di penginapan anu") dan di sanalah mereka menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Kemiskinan dan kekurangan yang mereka jumpai dalam Kristus Tuhan tidak mengguncang iman mereka sebab mereka sendiri mengetahui apa arti menjalani kehidupan dalam persekutuan yang menyenangkan bersama Allah dalam keadaan miskin dan kekurangan. Memperkuat iman masing-masing secara lebih kuat lagi. Kepedulian para gembala untuk menyebarluaskan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu (ay. 17). Ketika mereka melihat-Nya, sekalipun mereka tidak melihat sesuatu dalam diri Anak itu yang dapat membuat mereka percaya bahwa Dia adalah Kristus Tuhan, namun, segala keadaan, walaupun miskinnya keluarga ini, benar-benar sesuai dengan tanda yang telah diberitahukan oleh malaikat itu, dan mereka pun merasa sangat puas. Sesungguhnya, semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka (ay. 18). Para gembala itu adalah orang-orang sederhana, bersahaja, dan jujur, dan orang banyak tidak bisa mencurigai mereka telah merancang sesuatu untuk menipu. Karena itu, besar kemungkinan apa yang mereka katakan itu benar adanya. Para gembala lebih menjadikan kabar tentang Kristus itu sebagai puji-pujian kepada orang banyak. Jika orang-orang lain tidak tergugah hati mereka dengan hal-hal itu, para gembala itu sangat tersentuh (ay. 20). Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah sesuai dengan apa yang telah dikatakan malaikat kepada mereka. Bilamana orang-orang lain tidak menghargai kabar yang telah mereka sampaikan, Allah akan menerima ucapan syukur yang mereka persembahkan kepada-Nya.

III. Refleksi/Aplikasi

  1. Hilangkan semua ketakutan dan kekuatiran kita. Tuhan telah mendamaikan diri-Nya sendiri dengan tanpa memperhitungkan kesalahan manusia dan tidak memandang latar belakang manusia itu(malaikat memberitakan kelahiran juruselamat kepada orang yang dipandang rendah, contoh gembala). Kelahiran Kristus menjadikan manusia terhubung Kembali kepada Allah sang pemberi kehidupan. Allah dalam kasihNya telah memilih menjadi sama untuk manusia agar manusia mengerti dan tegar hatinya dalam menghadapi kehidupan. Hilangkan segala ketakutan kita yang disebabkan oleh dosa yang terus menerus mengintimidasi pikiran kita.
  2. Sambutlah sang raja Damai. Penyambutan sang juruselamat ini bukan arak-arakan megah seperti menyambut seorang pejabat negara. Namun menyambut sang raja damai adalah mempersiapkan hati kita untuk tempatNya berdiam agar kebesaran dan kemuliaanNya ada dalam diri ikita. 4 kali kita sudah merayakan minggu Advent yang seharusnya kita telah siap untuk menerima Yesus Kristus untuk lahir di hati kita.
  3. Kelahiran Kristus sebagai pengingat bagi kita bawah Krsituslah yang akan mempersembahkan diriNya untuk kita. Maka dari itu, sama seperti para gembala, kita juga harus memiliki persembahan yang terbaik untuk juruselamat kita. Sebagai tanda ucapan syukur kita mengingat kita sudah diselamatkan oleh Anugrah Allah.
  4. Kelahiran Kristus menunjukkan betapa besarnya kasih Allah akan dunia ini. Kasih Allah itu tidaklah sepantasnya kita pendam sendiri tanpa kita persaksikan kepada orang lain. Para gembala juga memberitakan kebesaran dan kemuliaan Allah Ketika mereka menerima sang juruselamat. Kita juga harus menjadi saksi kebesaran dan kemuliaan Allah dengan menyatakan kasihNya yang telah kita terima.

Vik. Roy Prananta Purba, S.Th-GBKP Perpulungen Sangatta Runggun Samarinda

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD