MINGGU 17 AGUSTUS 2025, KHOTBAH MAZMUR 34:16-23 (PERINGETTEN KEMERDEKAAN RI 80 TAHUN)

Invocatio  :

"Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita." (Galatia 5: 1a)

Bacaan :

Galatia 5: 13-16 (Tunggal)

Tema :

”Tuhan Membebaskan Bangsa-Nya”

 

Pengantar

Minggu ini kita memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, yang diproklamasikan tepat di 17 Agustus 1945. Kita imani Tuhanlah yang sudah memberi kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Kemerdekaan ini mestinya mencakup pembebasan dari segala bentuk penindasan, diskriminasi, dan ketidakadilan yang dapat menghambat kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Kita dipercayakan menerima kebebasan sebagai suatu bangsa, dan sebagai orang-orang bebas kita diharapkan tetap hidup dengan teratur, penuh syukur, dan saling menghargai satu sama lain. Tapi yang saat ini kita alami hidup berbangsa dan bernegara banyak kesulitan. Harga bahan pokok mahal, tingginya angka pengangguran dan susahnya mendapatkan pekerjaan, tidak adanya stabilitas, dana pendidikan yang dikorupsi, toleransi beragama yang minim, dan masih banyak lagi. Bagaimana kita bisa melibatkan Tuhan dan melibatkan diri dalam membebaskan bangsa Indonesia? Mari kita merenungkan Firman Tuhan.

Penjelasan Teks

Mazmur 34: 16-23

Mazmur ini adalah salah satu Mazmur dari Daud, yang lahir pada waktu ia pura-pura tidak waras pikirannya di depan Abimelekh. Abimelekh adalah nama julukan untuk raja Filistin, bukan nama pribadi raja. Ketika Daud dalam pelarian dari Saul, ia sampai ke daerah Gat (1 Sam 21: 10-15). Ia sampai kepada Akhis, raja kota Gat, daerah Filistin. Pegawai-pegawai raja mengenali Daud, orang yang telah mengalahkan Goliat. Daud sangat takut kepada raja Akhis karena itu ia pura tidak waras dan raja mengusirnya tanpa memberi hukuman apapun. Ia terbebas dari pembalasan dendam raja Filistin. Bagi Daud, ini sebuah pengalaman rohani yang melahirkan sebuah Mazmur, yang memberi pesan: Tuhan adalah pelindung yang membebaskan bangsa-Nya. Bagian paling populer Mazmur ini ada di ayat 9: "Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!" Sebuah seruan untuk mengecap, merasakan sendiri kebaikan Tuhan, lewat pengalaman rohani yang sifatnya pribadi, bukan sekedar kata orang.

Ayat 16-23 adalah refleksi Daud dari pengalaman hidupnya yang tidak mudah tapi Tuhan senantiasa beri perlindungan. Tuhan adalah satu-satunya pengharapan Daud, sumber pertolongan dalam kesesakan. Dalam mazmurnya ini Daud menunjukkan detail yang menarik tentang peranan Tuhan baginya dan bagi orang-orang benar.

Mata Tuhan: tertuju kepada orang-orang benar. Orang benar bukan berarti tanpa dosa tapi berusaha hidup taat, tahu ketidaksempurnaannya, dan karena itu selalu perlu Tuhan. Orang benar selalu mencari Tuhan. Dan mata Tuhan tertuju kepada mereka.

Telinga Tuhan: tertuju kepada teriak mereka minta tolong. Orang benar tidak luput dari persoalan hidup. Saat badai datang, orang yang berteriak minta tolong, telinga Tuhan siap mendengar, kapanpun dan di manapun. Tuhan mendengar dan melepaskan dari kesesakan. Karena itu ada kelegaan saat berseru kepada Tuhan.

Wajah Tuhan: menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan kepada mereka dari muka bumi. Tuhan selalu berpihak pada orang-orang benar, ia berlawanan dengan orang-orang yang berbuat jahat.

Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Tuhan tidak pernah jauh sekalipun manusia sering menjauh. IA selalu dekat. Tuhan tahu hati yang hancur, dan patah hati, IA hadir untuk menyelamatkan. Sekalipun orang benar mengalami banyak kemalangan, Tuhan melindungi tulang-tulang mereka, tidak satupun patah. Tuhan mengizinkan kesulitan terjadi, IA juga memberi daya tahan. Bagi hambaNya dan yang berlindung padaNya, Tuhan membebaskan jiwa.

Mazmur ini mengkonfirmasi bahwa Tuhan selalu hadir. Tuhan tidak pernah absen. Konsekuensinya ada 2. Pertama, Tuhan mendengar seruan pertolongan dari hati yang kesulitan. Bukan hanya mengawasi tapi juga mendengarkan dengan penuh perhatian. Tidak ada doa yang sia-sia. Tidak ada doa yang tidak terdengar olehNya. Kedua, segala kejahatan tidak luput dari pandangan Tuhan. Semua dilihat oleh Tuhan, karena itu kita berjuang untuk hidup benar di hadapan-Nya.

Galatia 5: 13-16. Dalam surat ini, Rasul Paulus menegaskan, kemerdekaan yang diberikan jangan menjadi alasan untuk bertindak sesuka hati, merugikan orang lain, dan hidup dalam dosa. Kebebasan dari belenggu dan ancaman Taurat, digantikan oleh hidup bertanggung jawab berlandaskan kasih pada Tuhan dan sesama. Saling melayani satu sama lain. Dalam Galatia 5: 1a dikatakan Kristus sudah memerdekakan. Hidup dalam Kristus adalah hidup taat pada perintah Tuhan, bukan dalam ketakutan akan hukuman melainkan dalam keinginan untuk menyenangkan hati Tuhan.

Pointer Khotbah

  1. Tuhan dekat dan hadir, Tuhan mendengar segala seruan dan tangis bangsa-Nya. Ia Tuhan yang membebaskan, yang memberi jawaban doa, yang memberi kelegaan bagi yang berseru pada-Nya. Tuhan kita memberi kemerdekaan. Mari kita orang-orang percaya, jadilah pendoa bagi bangsa ini. Bawalah segala hancur hati dan keluhan-keluhan mereka yang masih terjajah, dalam doa pada Tuhan Sang Pembebas.
  2. Peka dan peduli akan pergumulan Indonesia. Negeri ini butuh dimerdekakan dari kemiskinan, kebodohan, juga dari korupsi. Kaum minoritas agama merindukan kebebasan mendirikan rumah ibadah tanpa dipersulit dan dihalang-halangi. Kita melihat bagaimana Sumber Daya Alam dieksploitasi, bahkan oleh pihak asing tanpa memberi manfaat signifikan bagi masyarakat lokal. Bangsa ini butuh dipimpin oleh pemimpin yang pro-rakyat. Bangsa ini juga butuh orang-orang yang bertindak benar bukan cuma menghujat. Bangsa Indonesia butuh pendoa yang punya kerinduan akan adanya perubahan. Mari kita bawa dalam doa-doa kita segala pergumulan bangsa Indonesia.
  3. Mari menjadi pembebas bagi sesama. Tuhan telah memberi kita kebebasan, jangan mau saling menindas. Hiduplah dengan harmonis dengan sesama. Selalu bagikan kasih dan kebaikan kepada semua orang, bahkan orang-orang yang ada dibawah kita, juga orang-orang yang mempersulit kita. Jadilah pembebas bukan penjajah, mulailah dari diri sendiri.

Penutup

Kerinduan kita adalah Tuhan membebaskan dan mengubahkan negeri kita tercinta. Tuhan juga perlu kita menjadi pembebas dan terlibat di dalam rancangan indah-Nya bagi Indonesia. Lagu ini menjadi komitmen kita bersama.

"Doa Kami" (JPCC Worship)

Bagi bangsa ini kami berdiri dan membawa doa kami kepada-Mu

Sesuatu yang besar pasti terjadi dan mengubahkan neg'ri kami

Hanya Nama-Mu Tuhan ditinggikan atas seluruh bumi

Merdeka!